Berbagai Fakta tentang Jokowi Selama Menjadi Walikota Solo Prt. II

Leave a comment

5.      Kota Heritage yang tak Peduli Heritage

Beberapa bulan yang lalu, publik dikejutkan dengan perseteruan antara Walikota Solo, Jokowi dan Gubernur Jateng, Bibit Waliyo. Inti persoalannya karena adanya rencana pembangunan mall di bekas gedung pabrik es Sari Petojo. Jokowi menentang keras pembangunan tersebut karena gedung bekas pabrik es tersebut sebagai cagar budaya sehingga tidak bisa dirobohkan begitu saja. Sementara Bibit Waluyo yang berada di belakang pembangun mall tersebut marah karena gedung tersebut statusnya milik Pemda Jateng bukan milik kota Solo.

Penentangan Jokowi dan FX Hadi Rudiatmo tidak hanya dilakukan melalui statemen di media saja. Tapi sampai berlanjut ke pengerahan massa. Wawali mengerahkan massa merahnya untuk demo menolak pembangunan mall tersebut. Situasi makin memanas karena sampai berlanjut pada penolakan Bibit Waluyo masuk ke kota Solo. Entah kenapa Bibit Waluyo memilih memundurkan langkah dengan membatalkan pembangunan mall yang dilakukan pemodal dari Jakarta. More

Berbagai Fakta tentang Jokowi Selama Menjadi Walikota Solo

Leave a comment

Selama satu periode lebih sedikit,  menjabat Walikota Solo Jokowi seperti sosok yang istimewa di mata media. Tapi kenyataan yang terjadi di lapangan seharusnya membukakan mata bagi siapa saja yang selama ini mendewa-dewakan Jokowi.

Berikut berbagai fakta di Solo berkaitan dengan Jokowi:

1.      Jokowi, PKL dan konspirasi para preman dibawah FX Hady Rudiatmo

Pada tahun kedua menjadi walikota, Jokowi sudah mulai menyita perhatian media karena dianggap sukses menangani permasalahan PKL di Solo yang selama puluhan tahun memusingkan pemerntah daerah. Drama pemindahan PKL dari kawasan monumen Banjarsari (Monjari) yang berdekatan dengan rumah pngusaha Lukminto, disebut-sebut menjadi kunci suksesnya menangani PKL secara keseluruhan di kota Solo.

Proses penanganan PKL ini, jadi menarik karena berjalan secara damai tanpa melibatkan aparat keamanan, satpol PP maupun kepolisian. Bahkan PKL yang jumlahnya ribuan menjalani ritual boyongan dengan sukarela ketika menempati areal relokasi ke pasar baru yang kini dikenal dengan Notoharjo. More